Tari Pakarena Berasal Dari Daerah..

Tari Pakarena Berasal Dari – Tari Pakarena yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan adalah salah satu kesenian khas nusantara yang paling terkenal di Indonesia.

Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika kemudian tarian ini dijadikan sebagai sarana promosi wisata budaya di daerah asalnya.

Buat kamu yang penasaran banget tentang latar belakang atau berbagai fakta menarik terkait Tari Pakarena, jangan ke mana-mana dulu! Di bawah ini telah tersaji informasi lengkapnya khusus buat kamu. Simak terus, ya!

Sejarah Tari Pakarena

Tari Pakarena merupakan kesenian dari Sulawesi Selatan ini yang sudah berusia tua. Saking tuanya, sampai-sampai ada dua versi yang menjelaskan asal mula tarian ini. Meski demikian, dua-duanya terkait dengan keberadaan To Manurung atau orang yang turun dari langit.

Versi pertama, tarian ini diajarkan oleh seorang putri yang turun dari langit. Sang putri datang untuk memimpin masyarakat Gowa yang saat itu tengah dilanda konflik.

Ia pun mengajarkan banyak hal, termasuk di antaranya berbagai aturan adat dan gerakan tarian yang kemudian dikenal sebagai Tari Pakarena yang memiliki fungsi sebagai tuntunan hidup.

Versi yang kedua, pencipta tari ini adalah To Manurung yang ingin kembali lagi ke langit. Tarian yang menggambarkan cara bercocok tanam, mengurus rumah tangga, dan lain-lain ini dibuat untuk mengenangnya.

Makna Tari Pakarena

Pakarena berasal dari bahasa Makassar ‘karena’ yang memiliki arti main. Di bagian depannya di tambah kata ‘pa’ yang menandakan pelaku. Jadi, arti dari pakarena adalah si pemain atau dalam hal ini maksudnya adalah si penari.

Tarian ini memiliki makna pelajaran tentang cara bertahan hidup yang disampaikan oleh dewa atau bidadari dari kahyangan. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh para penari merupakan simbol ungkapan terima kasih pada To Manurung.

Ciri-Ciri Tari Pakarena

Gambar tari pakarena

Dahulu, tarian ini sempat menjadi kesenian resmi Kerajaan Gowa. Karena gerakannya yang indah dan sangat bermakna, tak mengherankan rasanya jika tarian ini kembali menjadi sarana promosi Provinsi Sulawesi Selatan di masa kini.

Pos Terkait:  Tari Topeng Berasal Dari Daerah ...

Ciri-ciri paling mencolok yang bisa dilihat pada tarian ini adalah penari wanita dengan pakaian khas Sulawesi Selatan yang menari dengan menggunakan kipas.

Mengenai jumlah penarinya sendiri pada umumnya terdiri atas empat orang atau lima orang. Namun, bisa juga lebih karena menyesuaikan dengan besar kecilnya panggung.

Busana dan Properti Tari Pakarena

Pakaian atasan yang digunakan para penari disebut dengan baju bodo. Baju khas suku Bugis ini memiliki ciri-ciri longgar dan berlengan pendek.

Sedangkan sebagai bawahannya adalah lipa’ sa’be, sarung sutra dengan motif khas Sulawesi Selatan yang pemakaiannya juga dibuat longgar.

Untuk propertinya ada kipas yang umumnya berwarna merah. Namun, mengenai warnanya sebenarnya tidak ada ketentuan pasti, yang penting warnanya cerah.

Kemudian ada kalung berwarna kuning emas dengan hiasan mutiara warna-warni untuk mempercantik penampilan penari.

Selain itu, ada gelang berwarna emas dengan bentuk panjang hingga menutupi lengan bawah. Gelang warna emas ini juga memiliki ukiran-ukiran yang indah.

Gerakan

Ragam gerak yang menyusun Tari Pakarena terdiri atas 12 gerakan dengan diawali samboritta sebagai gerakan tanda penghormatan pada tamu dan diakhiri dengan jangang leak-leak yang bermakna mencari jalan kembali ke tempat asal. Inilah kesebelas gerakan yang menjadi intinya.

  • Pertama, ma’biring kassi yang bermakna terkabulnya permohonan.
  • Kedua, bisei ri lau’ yang bermakna sebagai semangat kehidupan di bumi.
  • Ketiga, angingkamalino yang menggambarkan rasa kecewa.
  • Keempat, anni-anni bermakna pekerjaan yang dilakukan dengan ketekunan pasti membuahkan hasil.
  • Kelima, dalle tabbua bemakna kesabaran dalam menjalani hidup.
  • Keenam, ngandang yang bermakna suatu pekerjaan harus dilakukan berulang tanpa putus asa sampai akhirnya memberi hasil baik.
  • Ketujuh, so’nayya yang artinya seorang manusia tak boleh memimpikan sesuatu yang terlalu tinggi tanpa adanya usaha yang setimpal.
  • Kedelapan, iyolle’ yang bermakna mencari kebenaran agar hidup tenteram.
  • Kesembilan, lambassari bermakna kekecewaan yang sering terjadi dalam hidup.
  • Kesepuluh, leko’ bo’dong yang bermakna bulan purnama yang bersinar terang.
  • Kesebelas, sanro beja’ yang menampilkan cara merawat diri bagi perempuan pasca melahirkan.
Pos Terkait:  Tari Sekapur Sirih Berasal Dari Daerah...

Penggunaan

Dahulu, tarian ini hanya ditarikan oleh para wanita bangsawan dan dipertunjukkan dalam acara upacara adat maupun pesta yang diselenggarakan kerajaan.

Karena merupakan simbol penghormatan kepada nenek moyang, para penari harus benar-benar serius dalam menari agar tak membuat arwah nenek moyang murka.

Namun, dalam seiring perkembangan zaman, Tari Pakarena biasa dipentaskan di acara-acara pernikahan, pesta kelahiran, atau sekadar sebagai hiburan rakyat.

Lihat juga : Tarian tradisional Indonesia beserta daerah asalnya

Fakta Menarik Tari Pakarena

Merupakan tarian khas dari Sulawesi Selatan yang menyimpan makna sangat mendalam, tentu saja tarian ini memiliki keunikan tersendiri dibanding tarian-tarian lain. Apa saja, ya, kira-kira? Tetap simak uraian berikut!

1. Tabuhan yang Keras

Gerakan-gerakan yang terkandung dalam tarian ini menggambarkan sifat lemah lembut yang dimiliki wanita Sulawesi Selatan.

Namun, gerakan yang lemah lembut ini berbeda dengan musik pengiringan yang menghentak kencang dan bergemuruh yang menggambarkan watak keras kaum prianya.

2. Alat Musik

Alat musik utama yang mengiringi tarian ini adalah gandrang. Pukulan gandrang terdiri dari dua jenis.

Yang pertama, yaitu pukulan gandrang menggunakan stik yang terbuat dari tanduk kerbau. Kedua, yaitu pukulan tumbu yang dipukul menggunakan tangan.

Pemain gandrang harus benar-benar mengetahui gerakan tarian karena ia juga berperan sebagai pemimpin pemain musik lain.

Alat musik lain yang digunakan sebagai pengiring tarian ini, misanya seruling dan gong. Sedangkan salah satu lagu yang selama ini diketahui sebagai pengiringnya berjudul Dongang-Dongang.

3. Awalnya Bernama Sere Jaga

Konon katanya, tari ini awalnya bernama Sere Jaga. Tarian ini dijadikan sebagai ritual sebelum dan sesudah proses bercocok tanam.

Pada saat itu, properti yang digunakan adalah seikat padi pilihan karena memang upacara dilakukan untuk memuji dewi padi.

Pos Terkait:  11 Senjata Tradisional Aceh dan Penjelasannya

Dahulu, Sere Jaga sering digelar dan berlangsung selama semalam suntuk, misalnya dalam upacara ammata-mata benteng atau ammatamata jene. Seiring berjalannya waktu, properti padi dalam tarian ini kemudian berganti menjadi kipas.

4. Sempat Menjadi Kontroversi

Karena memiliki tema ritual, tarian ini pun terus dilestarikan secara turun temurun dari anrongguru atau pemimpin kesenian istana.

Meski demikian, saat terjadinya gerakan pemurnian Islam oleh Kahar Muzakkar, tarian ini sempat menjadi kontroversi karena dianggap melenceng dari ajaran Islam.

Namun, keindahan tarian dan maknanya membuat masyarakat tak ambil pusing dan tetap melestarikan tarian ini sampai sekarang.

Bedanya, jika dahulu tarian ini dipergunakan sebagai ritual, maka saat ini hanya difungsikan sebagai sarana hiburan semata.

Pola Lantai Tari Pakarena

Pola lantai merupakan garis yang dilalui para penari untuk mengatur gerakan dan menunjukkan kekompakan antar penari.

Secara garis besar, ada dua jenis pola lantai, yaitu garis lengkung dan garis datar. Namun, masing-masing juga memiliki jenis-jenis yang berlainan.

Nah, untuk Tari Pakarena pola lantainya adalah lingkaran karena gerakannya searah jarum jam. Pola lingkaran ini bisa digolongkan dalam kelompok garis lengkung.

Meski sudah berusia tua, sampai-sampai tak diketahui secara pasti siapa yang menciptakannya, tarian ini tetap dilestarikan sampai saat ini karena mengandung nilai-nilai yang luhur.

Kalau dengan menyimak sejarah, keunikan, dan ragam gerak Tari Pakarena di atas membuatmu semakin tertarik untuk menyaksikannya secara langsung.

Mungkin jika ada kelonggaran waktu dan biaya kamu bisa berkunjung ke Sulawesi Selatan untuk menyaksikan pertunjukannya.

Lihat juga : Tari Legong Berasal Dari Daerah