Puisi Tentang Ibu – Bermacam-macam contoh puisi ibu bisa kita temukan. Ada yang singkat ada yang panjang, ada yang biasa saja hingga yang dapat meneteskan air mata.
Hal ini dirasa wajar karena Ibu adalah wanita paling mulia dalam kehidupan kita. Tanpa adanya ibu kita tidak dapat merasakan bagaimana nikmatnya kehidupan dunia yang kini kita rasakan.
Perjuangan ibu untuk kita sungguh tiada terkira. Ibu mengandung kita selama 9 bulan dengan susah payah, setelah kita lahir ibu harus merawat kita dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Itulah mengapa seorang anak harus berbakti dan menyayangi orang tuanya khususnya ibu. Kita juga harus bersyukur karena sudah mendapat kasih sayang yang besar dari ibu.
Berbagai macam cara banyak dilakukan untuk menunjukkan rasa sayang kita kepada ibu. Salah satu caranya kamu bisa membuat dan membacakan puisi untuk ibu.
Dengan hal itu kamu bisa membuat ibumu terkesan dan tersanjung.
Berikut imi disajikan contoh puisi ibu dengan berbagai tema. Pastinya penuh dengan kasih sayang.
Puisi Pendek Tentang Ibu
Pertama aku akan memberikan contoh puisi ibu karya Chairil Anwar.
Siapa yang tidak mengenal Chairil Anwar? Ia adalah seorang sasrtrawan Indonesia yang tersohor.
Banyak sekali puisi-puisinya dalam berbagai bentuk dan tema yang telah Beliau buat. Tak jarang ksrya-karyanya seringkali dipakai dalam lomba baca puisi.
Termasuk puisi ibu. Chairil Anwar juga menulis berbagai macam puisi mengenai ibu. Berikut adalah salah satu contohnya.
“Ibu”
Karya Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku di marah
Katanya memperbaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasehat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati demgan penawar dan semangat
Dan bila aku mencapai kejayaan
Dia berkata bersyukurla pada Tuhan
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu
Ibu…
Aku sayang padamu…
Tuhanku aku bermohon pada-Mu
Sejahterakanlah dia
Selamanya…
Lihat Juga : 10 Puisi Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Paling Mengharukan
Puisi Ibu Karya Mustofa Bisri
Selain Chairil Anwar, ada lagi penulis puisi ibu dari kalangan tokoh terkenal. Salah satunya adalah puisi Karya Mustofa Bisri.
Mustofa Bisri dengan nama aslinya K.H. Ahmad Mustofa Bisri dan lebih sering dikenal dengan nama Gus Mus adalah seorang Rais Syuriah PBNU.
Tetapi, meskipun Beliau adalah seorang kiai, ia juga pandai dalam bidang sastra. Beliau pandai dalam membuat tulisan termasuk puisi.
Berikut di bawah ini adalah contoh puisi Ibu Karya Mustofa Bisri.
“Nazar Ibu di Karbala”
Karya Mustofa Bisri
Pantulan mentari senja dari kubah keemasan
Mesjid dan makam sang cucu nabi
Makin melembut
Pada genangan
Air mata ibu tua
Bergulir-gulir
Berkilat-kilat
Seolah dijaga pelupuk
Agar tak jauh
Indah warnanya
Menghibur bocah berkaki satu
Dalam gendongannya
Tapi jatuh juga akhirnya
Manik-manik benih berkilauan
Menitik pecah
Pada pipi manis kemerahan
Puteranya
“Ibu menangis ya, Mengapa?
Meski kehilangan satu kaki
Bukankah ananda selamat kini
Seperti yang ibu pinta?”
“Airmata bahagia, anakku
Kerna permohonan kita dikabulkan
Kita ziarah kemari hari inu
Memenuhi nazar ibumu”
Cahaya lembut masih memantul-mantul
Dari kedua matanya
Ketika sang ibu tiba-tiba brenti
Berdiri tegak di pintu makam
Mengumamkan salam:
“Assalamu’alaika ya sibtha Rasulillah
Salam bagimu, wahai cucu Rasul
Salam bagimu, wahai permata Zahra
Lalu dengan permatanya sendiri
Dalam gendongannya
Hati-hati maju selangkah-selangkah
Mentibak para peziarah
Yang begitu meriah
Disentuhnya dinding makam seperti tak sengaja
Dan pelan-pelan dihadapkannya wajahnya ke kiblat
Membisik munajat:
“Terimakasih, Tuhanku
Dalam galau perang yang tak menentu
Engkau hanya mengujiku
Sebatas ketahananku
Engkau hanya mengambil suami
Gubuk kami
Dan sebelah kaki
Anakku
Tak seberapa
Dibanding cobamu
Terhadap cucu Rasulmu ini
Engkau masih menjaga
Kejernihan pikiran
Dan kebeningan hati
Tuhan
Kalau aku boleh meminta ganti
Gantilah suami, gubuk, dan kaki anakku
Dengan kepasrahan yang utuh
Dan semangat yang penuh
Untuk terus melangkah
Pada jalan lurusmu
Dan sadarkanlah manusia
Agar tak terus menumpahkan darah
Mereka sendiri sia-sia
Tuhan
Inilah nazarku
Terimalah”
Puisi Ibu dan Ayah
Ibu dan Ayah adalah orang tua kita. Mereka telah banyak berjasa kepada kita.
Bukan hanya ibu, ayah juga sama-sama mempunyai banyak jasa untuk kita. Ibu mengandung dan merawat kita hingga kita dewasa, sedangkan ayah bertugas mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ibu dan kita.
Maka dari itu kita harus menghormati ibu dan ayah. Kita juga harus sangat berterimakasih kepada ibu dan ayah.
Di bawah ini adalah contoh puisi ibu dan ayah.
“Ibu dan Ayah”
Anonim
Oh ibu dan ayah
Pengorbananmu untuk kami
Tidak pernah terbalaskan
Tak akan pernah tergantikan
Oh ibu dan ayah
Tanpa engkau berdua
Aku takkan bisa hidup
Takkan bisa menikmati indahnya dunia
Oh ibu dan ayah
Sungguh besar jasamu
Takkan tergantikan oleh apapun
Takkan terbalaskan oleh apapun
Oh ibu dan ayah
Terimakasih untuk segalanya
Izinkan aku untuk berbakti
Hingga di ujung nafas
Puisi di atas menceritakan seorang anak yang sedang mengenang dan menyanjung jasa-jasa dari ibu dan ayahnya.
Puisi Ibu Sedih Menyentuh Hati
Ibu adalah orang yang paling berpengaruh dalam hidup kita. Untuk bisa menjalani kehidupan seperti sekarang semuanya adalah atas jasa-jasa ibu.
Tanpa adanya jasa-jasa ibu, kita tidak akan bisa menjalani kehidupan seperti sekarang ini. Semua orang pasti mempunyai ibu. Pastinya kisah-kisah setiap orang bersama ibu berbeda-beda.
Ada yang bahagia, sedih, berkesan, dll. Puisi selanjutnya adalah puisi mengenai ibu yang sedih menyentuh hati. Berikut ini adalah contoh puisi mengenai ibu yang sedih menyentuh hati.
“Ketidak beruntunganku”
Anonim
Badai yang terus menghampiri
Baik badai alam dan badai sosial
Kondisi yang tidak menentu
Membawa pada medan perang
Ibu yang melepaskan dengan bangga
Dengan rasa haru dan keyakinan
Keyakinan aku membawa kemenangan
Keyakinan aku mengharumkan namanya
Kupandang ibu dengan wajah penuh haru
Seraya berkata
“Bagai bulan merindukan malam
Aku juga merindukan ibu
Bagai matahari kembali ketika pagi
Aku kan kembali kepangkuanmu”
Hari demi hari kulewati
Dengan suara genderang perang
Bagai kesatria yang pemberani
Ku lawan musuh tanpa ragu
Maaf beribu maaf ibu
Aku tak dapat kembali
Tuhan ingin aku berjaya
Meraih kejayaan abadi
Bagai mentari yang tenggelam
Puisi di atas sedih bukan. Puisi di atas berisi mengenai seorang anak yang pergi berperang namun tidak kembali. Di hari ia pergi ke medan perang, itu adalah hari terakhir dia bertemu dengan ibunya.
Contoh Puisi Ibu Pertiwi
Ibu bukan hanya orang yang melahirkan kita. Makna ibu memiliki arti yang luas
Ibu adalah yang melindungi, tempat kita tinggal, tempat kita kembali, tempat di mana kita bisa menjalani kehidupan.
Selain ibu yang melahirkan kita, ada ibu di mana tempat kita tinggal. Di ibu tersebut kita menyambung hidup setiap harinya.
Ibu tersebut menyediakan apapun segala kebutuhan kita. Ibu tersebut adalah ibu pertiwi.
Puisi kali ini akan bercerita mengenai ibu pertiwi.
Kecintaan kita bukan hanya kepada ibu kandung yang melahirkan kita. Tapi kecintaan kita juga harus ada kepada ibu pertiwi kita.
Berikut di bawah ini adalah puisi yang mengungkapkan rasa cinta kepada ibu pertiwi.
“Demi ibu pertiwi”
Anonim
Demi ibu pertiwi tercinta
Demi ibu pertiwi tersayang
Ku korbankan jiwa dan raga
Tanpa gentar dan rasa takut
Jika ada yang mengganggumu
Jika ada yang merusakmu
Aku kan siap tuk menghandang
Bagaikan perisai pelindungmu
Akulah anakmu wahai ibu pertiwi
Yang selalu ada untukmu
Bagai anak panah Arjuna
Ku mandi darah untuk melindungimu
Puisi di atas adalah berisi kecintaan terhadap ibu pertiwi.
Kita semua adalah anak ibu pertiwi. Dengan begitu kita juga harus mencontoh sikap pemuda dalam puisi tersebut, mengorbankan jiwa dan raga demi melindungi ibu pertiwi.
Puisi Ibu Kita Kartini
Para wanita di zaman sekarang, patutlah berterimakasih dan mengenang jasa-jasa Kartini. Berkat ibu kita kartini nasib para perempuan bisa berubah.
Dahulu perempuan direndahkan, tidak boleh sekolah, larut dalam kebodohan, bahkan seringkali dihinakan. Namun, berkat ibu kita Kartini nasib perempuan berubah.
Ibu Kartini adalah pelopor emansipasi wanita. Di mana kini wanita bebas menempuh pendidikan setingi-tingginya, bekerja, dan bebas mengembangkan bakat mereka.
Maka dari itu, kita harus berterimakasih kepada ibu kita kartini.
Salah satunya adalah dengan mengungkapkan rasa terimakasih tersebut melalui puisi.
Puisi mengenai Kartini sudah banyak contohnya. Setiap hari Kartini sering diadakan lomba membaca puisi mengenai Kartini.
Berikut di bawah ini adalah contoh mengenai puisi Kartini
“Wahai Kartini”
Anonim
Wahai engkau ibu yang merubah nasib para wanita
Wahai engkau ibu yang menjadi pelopor para wanita
Terimakasihku padamu tidak akan pernah berakhir
Terimakasihku padamu sungguh besar tiada terkira
Aku adalah seorang wanita Indonesia
Yang sangat merasakan nikmatnya
Habis Gelap Terbirlah Terang
Yang merupakan karyamu yang agung
Entah bagaimana nasibku jika tidak ada engkau
Mungkin diri ini sudah banyak direndahkan
Mungkin cita-cita takkan pernah untuk tercapai
Entah mungkin aku sudah remuk hancur termakan kehinaan
Jasa-jasamu akan selalu kukenang
Dengan terangnya cita-cita
Ku persembahkan kepadamu
Juga kepada nusa dan bangsa
Puisi di atas adalah mengenai seorang wanita yang berhasil memperoleh cita-citanya.
Ia merasa bahwa tanpa adanya perjuangan dari Kartini bahwa ia tidak akan bisa meraih cita-citanya.
Mungkin dia sudah banyak direndahkan, diremehkan, dan larut dalam kebodohan.
Ia sangat berterimakasih kepada jasa-jasa ibu Kartini
Puisi Ibuku Guruku
Ibu adalah orang yang mengandung kita selama 9 bulan kemudian melahirkan kita. Setelah ibu dilahirkan, ibu harus merawat kita hingga kita dewasa.
Ketika kita dilahirkan kita belum bisa melakukan hal apapun. Kita hanya bisa tertawa, minum ASI, menangis, dan juga tidur.
Lalu siapakah yang mengajarkan kita berbicara, berjalan, makan, mandi, dan segalanya? Pasti semuanya adalah ibu kita yang mengajarkan.
Maka dari itu, ibu adalah guru pertama kita.
Berikut di bawah ini adalah contoh puisi Ibu yang mengungkapkan bahwa ibunya adalah gurunya.
“Ibuku Guruku”
Anonim
Diri lemah tidak berdaya
Hanya melihat ke kanan dan ke kiri
Menangis ketika sedih dan lapar
Tertawa ketika aku bahagia
Untuk duduk pun aku tak mampu
Apalagi untuk berdiri dan berlalri
Hanya tidur berguling-guling
Dengan belaian lembut darimu
Hari demi hari aku terus tumbuh besar
Sedikit demi sedikit kau ajarkan aku banyak hal
Kau tahan daku untuk duduk
Hingga aku bisa duduk
Hari demi hari aku bertambah besar
Sedikit demi sedikit kau ajarkan aku banyak hal
Kau tuntun aku untuk berjalan
Hingga akhirnya ku bisa tuk berjalan
Hari demi hari aku bertambah dewasa
Sedikit demi sedikit kau ajarkan aku banyak hal
Mengajarkanku akan makna kehidupan
Hingga aku mandiri menjalani hidup
Ibu engkaulah guruku
Engkaulah guru pertamaku
Yang mengajariku banyak hal
Terimakasih wahai guru pertamaku
Puisi di atas menjelaskan bahwa seorang anak yang asalnya tidak bisa apa-apa menjadi bisa segalanya dan mengetahui banyak hal.
Ia sangat berterimakasih kepada ibunya yang merupakan gurunya yang telah mengajari banyak hal.
Ibuu bukan hanya orang yang melahirkan kita, atau ibu kandung kita tapi, banyak jenis ibu yang harus kita hormati dan kita sayangi.
Puisi-puisi di atas adalah contoh puisi ibu kepada berbagai macam. Ada puisi Karya Chairil Anwar, karya Mustofa Bisri, puisi untuk ibu dan ayah, contoh puisi ibu kartini, puisi ibu pertiwi, puisi ibu sedih menyentuh hati, dan contoh puisi ibuku adalah guruku.
Itulah berbagai macam contoh puisi ibu. Semoga contoh puisi Ibu di atas bermanfaat.