Suku Betawi – Sejarah, Kebudayaan & Adat Istiadat

Suku Betawi – Indonesia memiliki ragam suku yang melimpah, salah satunya adalah Suku Betawi. Suku Betawi mayoritasnya bertempat tinggal di Jakarta yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Suku betawi merupakan suku yang kental dengan sejarah panjang perjuangan Bangsa Indonesia.

Ciri khas Betawi juga selalu dikaitkan dengan orang-orang China dan Belanda yang mendominasi wilayah tersebut sejak puluhan tahun yang lalu. Masyarakat Betawi juga dikatakan sebagai pribumi Jakarta yang mendominasi wilayah Ibukota Republik Indonesia.

Sejarah Suku Betawi memiliki kaitan dengan orang-orang asing yang masuk ke Jakarta, karena mayoritas Suku Betawi melakukan perkawinan silang dengan orang-orang asing.

Di dalam wilayah tersebut, ada beberapa suku dan agama yang pernah melangsungkan hidup di tanah Betawi diantaranya, Melayu, Arab, Sunda, Jawa, Bugis, Bali dan suku lainnya.


Sejarah Suku Betawi

Suku dan Budaya Betawi secara umum adalah hasil perkawinan beragam macam kebudayaan, baik dari daerah lain di Nusantara maupun wilayah asing. Secara biologis, orang Betawi mengaku bahwa keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa.

Berawal dari Suku Sunda, sebelum abad ke 16 sejak kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran. Selain orang Sunda terdapat pula sejumlah pelaut asing dan pedagang dari pesisir Utara Jawa dari beberapa pulau di Indonesia, seperti Malaka di Semenanjung Malaya bahkan dari Tiongkok serta Gujarat di India.

Kebanyakan dari mereka bercampur baur dengan wanita pribumi Suku Betawi, namun mereka tetap berpegang teguh dengan budaya mereka sendiri.

Pada masa kemerdekaan Indonesia 1945, Jakarta diramaikan imigran dari seluruh Indonesia, sehingga orang asli Betawi pun ikut tinggal sebagai minoritas.


Budaya Suku Betawi

Suku Betawi berasal dari
Suku Betawi berasal dari daerah Dki Jakarta (Provinsi Jawa Barat)

Di dalam catatan sejarah Suku Betawi yang runtun dengan kebudayaan yang dinamis, Suku dan budaya yang dimiliki sangat menarik untuk diketahui. Karena kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki sangatlah beragam.

Nah, apa saja kebudayaan Suku Betawi? Berikut penulis sebutkan secara lengkap keunikan kebudayaan Suku Betawi untuk kamu pelajari.

1. Rumah Adat Suku Betawi

Rumah adat Suku Betawi disebut sebagai rumah Kebaya. Nama rumah adat Betawi tersebut disebabkan oleh bentuk atap yang mirip pelana yang dilipat.

Jika dilihat dari sisi kiri dan kanan, lipatan-lipatan tersebut akan tampak seperti lipatan baju kebaya. Maka tak heran kalau rumah adat Suku Betawi menyerupai Kebaya.

Salah satu ciri khas rumah adat Betawi yaitu teras yang luas. Teras tersebut berfungsi sebagai tempat untuk menyambut tamu dan juga menjadi tempat khusus keluarga untuk bersantai.

Selain itu ciri khas lainnya adalah dinding rumah, yang mana dinding-dinding tersebut dapat dibuka dan digeser dengan bebas.

2. Pakaian Adat Suku Betawi

Pakaian adat masyarakat Betawi terdiri menjadi beberapa 3 Jenis yaitu:

  • Pakaian Adat Betawi Pria

Pakaian adat sehari-hari pria terdiri dari sadariah polos, celana batik, kain dan selendang/sorban. Sadariah atau baju koko Betawi adalah baju yang sering dipakai oleh pria Betawi. Sadariah Betawi terdiri dari satu warna saja yaitu polos dan putih.

Celana kain batik berbentuk seperti celana kolor dilengkapi aksesoris karet pada bagian pinggang. Dan selendang / sorban merupakan jenis yang dilipat dan dikenakan pada leher atau disandang di pudak.

  • Pakaian Adat Betawi Wanita
Pos Terkait:  Suku Anak Dalam - Sejarah, Kebudayaan & Adat Istiadat

Pakaian adat sehari-hari wanita terdiri dari baju kurung, kain sarung bermotif dan kerudung. Baju kurung merupakan salah satu pakaian yang didesain khusus dengan lengan pendek dan warna yang mencolok.

Kain sarung bermotif berupa baik yang indah dengan warna yang sesuai dengan baju kurung atau kerudung yang dipakai.

  • Pakaian Adat Betawi Resmi

Pakaian adat resmi betawi disebut dengan Baju Serong, Baju resmi ini tidak hanya dikenakan oleh kalangan Bangsawan, akan tetapi pakaian adat ini juga dipakai orang biasa. Ciri khas Baju Serong yaitu terdiri dari kemeja putih yang merupakan dalaman.

Kain batik yang dikenakan di pinggang dengan panjang selutut, kemudian disertai jas warna hitam dan celana corak hitam juga. Pakaian adat ini seringkali dikenakan pada agenda-agenda tertentu seperti acara pernikahan.

3. Bahasa suku betawi

Bahasa Suku Betawi memiliki logat yang berbeda-beda, dimana bahasa tersebut merupakan cerminan kebudayaan umum Suku Betawi yakni hasil perkawinan silang antara budaya sendiri dengan budaya asing.

Sehingga dari perkembangan bahasa yang ada, maka diresmikan bahasa khas Suku Betawi yaitu Bahasa Indonesia dengan logat Betawi.

4. Seni Musik Khas Suku Betawi

Suku Betawi juga mempunyai musik tradisional. Beberapa musik khas yang masyarakat Betawi yaitu Gambang Kromong adalah salah satu ciri khas musik masyarakat Tionghoa.

Selain itu, alat musik lainnya seperti rebana yang diambil dari budaya Arab, keroncong tugu dan tanjidor. Alat-alat musik ini meningkatkan seni musik tradisional bagi masyarakat Betawi.

5. Seni Tari Suku Betawi

Suku Betawi juga memiliki seni tarian adat khas perpaduan dengan sejumlah budaya lain yang terdiri dari Tari Jaipong, Tari Cokek dan kesenian lainnya.

Seni Tari di wilayah Jakarta bermula dari corak Sunda dan Tiongkok, satu diantaranya adalah Tari Jaipong dengan pakaian khas penari Opera Beijing.

Namun, setelah sekian lama tarian adat Beawi menjadi lebih dinamis dengan menghadirkan tarian baru yang membuat seni tari Suku Betawi terlepas dari unsur budaya tarian lama.

6. Makanan Khas Suku Betawi

Suku betawi / orang Betawi juga mempunyai aneka macam makanan khas yang lezat. Namun kini makanan ini kurang dilestarikan. Salah satu makanan yang masih populer dikalangan masyarakat Betawi yaitu nasi uduk.

Nasi uduk masih dapat ditemukan di berbagai daerah di Jakarta. Nasi uduk dibuat dengan bahan-bahan yang khas agar memberikan cita rasa yang mengunggah selera.

7. Seni Bela Diri Suku Betawi

Silat Beksi merupakan seni beladiri tradisional khas Betawi. Silat ini pertama kali dikembangkan oleh masyarakat di Kampung Dadap, Kecamatan Kosambi Tangerang.

Baju yang dikenakan oleh pesilat ini disebut dengan pangsi, yakni baju longgar khas Betawi yang dipadukan dengan celana diatas mata kaki, kain sarung kotak-kotak yang disematkan dileher dan peci hitam atau merah.

Biasanya pesilat Betawi juga melakukan kebiasaan dengan menambahkan atribut seperti sabuk hijau, cincin batu akik, sendal kulit dan sebilah golok yang dikenalan di bagian pinggang.

Pos Terkait:  Suku Minangkabau - Sejarah, Keunikan dan Kebudayaan

Tradisi Suku Betawi

Keunikan Suku Betawi dapat dilihat dari tradisi Betawi yang diantaranya yaitu:

  • “Nyorog” Sambut Ramadhan

Tradisi Betawi “Nyorog” umumnya dilakukan dengan mengunjungi anggota keluarga yang lebih tua dengan memberikan bingkisan berupa makanan. Tradisi Betawi ini dilakukan oleh sejumlah masyarakat Betawi untuk membangun sistem kekerabatan dan mempererat tali persaudaraan.

  • “Tande Putus” Tradisi Pernikahan Betawi

Tradisi Betawi lainnya adalah “Tande Putus” merupakan pengikat yang menjelaskan kalau mempelai wanita (none calon mantu) sudah ada yang punya.

  • “Palang Pintu”

Prosesi ini dilakukan sebelum melangsungkan akad nikah. Biasanya acara “palang pintu” berlangsung dengan sangat meriah dan menghibur. Untuk memasuki kediaman calon mempelai wanita bukan perkara yang mudah.

Jika mempelai pria sudah menyimpan persetujuan dalam acara ngelamar, bukan suatu hal yang mudah untuk menikahi sang kekasih, harus melewati satu rintangan lagi. Hal ini yang disebut sebagai palang pintu.


Senjata Tradisional Betawi

Senjata tradisional Betawi tediri dari 8 senjata yakni golok Betawi, Keris, Belati, Badik Cangkingan, Triisula, Toya, Pisau Raut dan Cundrik. Berikut penulis jelaskan seperti apa senjata tradisional Betawi tersebut:

1. Golok

Golok merupakan senjata tradisional Betawi yang sudah dikenal sejak lama. Senjata tersebut biasanya digunakan sebagai aksesoris keseharian busana adat istiadat betawi terutama oleh kaum pria.

Golok terselip di bagian pinggang yang telah dipasang sabuk / ikat pinggang berwarna hijau. Selain itu golok juga digunakan sebagai alat untuk bekerja / bepergian sebagai alat untuk membentengi diri.

Berdasarkan fungsinya, orang Betawi pada umumnya memisahkan golok yang dipakai untuk bekerja dan golok simpanan. Golok simpanan hanya digunakan saat menyembelih hewan atau melindungi diri.

Ciri khas senjata tradisional Betawi yaitu dibedakan menjadi tiga jenis, seperti:

  • Golok Betok yang pendek
  • Golok Ujung Turun (ujungnya lancip) dan
  • Golok Gobang (panjang dan terbuat dari bahan berkualitas tinggi).

2. Keris

Keris merupakan salah satu senjata tradisional Suku Betawi. Bentuk keris ini menyerupai bentuk keris milik Suku Jawa. Sehingga banyak budayawan yang berpendapat bahwa keris Betawi merupakan warisan antar budaya Sunda dan Cirebon.

3. Belati

Belati merupakan jenis senjata tikam. Hal tersebut karena adat budaya masyarakat Betawi tidak suka dengan perkelahian yang berlebihan.

Meskipun demikian, masyarakat Betawi juga memiliki Belati sebagai salah satu kelengkapan senjatanya.

4. Cangkingan Betawi

Dahulu, pemuda keturunan Betawi yang bepergian jauh dari rumah seringkali membawa senjata sebagai bentuk perlindungan diri. Senjata dengan ukuran kecil ini berbentuk mirip rencong khas Aceh atau Badik khas Sulawesi.

Karena sering dibawa bepergian, senjata cangkingan ini kemudian dinamakan Badik Cangkingan. Namun, pada saat ini senjata ini sangat sulit ditemukan / sudah jarang digunakan.

5. Trisula Betawi

Dampak budaya Hindu di pulau Jawa pada zaman dulu meninggalkan banyak benda bersejarah. Salah satunya adalah Trisula yang dijadikan senjata bagi kehidupan masyarakat Betawi.

Trisula Betawi memiliki perbedaan sedikit dibandingkan dengan trisula khas Palembang. Hanya pada bilah bagian tengah tampak lebih panjang dan kedua bilah di bagian sisi kiri dan kanan ujungnya dibuat melengkung.

Pos Terkait:  6 Senjata Tradisional Jawa Timur dan Penjelasannya

6. Toya Betawi

Di zaman dulu, Betawi dikenal sebagai Jawara dan pencak silat. Maka, tak heran kalau di wilayah tersebut dapat dijumpai senjata Toya (tongkat). Senjata ini dijadikan sebagai alat latihan bagi murid perguruan pencak silat.

Ciri-ciri Toya Betawi yaitu terdapat gerigi kasar pada kedua ujungnya untuk memberikan efek lebih besar pada lawan jika terkena pukulan. Sehingga alat ini digunakan sebagai alat bela diri.

7. Pisau Raut Betawi

Pisau raut merupakan jenis senjata tradisional Betawi. Dulu, senjata ini tidak digunakan sebagai alat untuk berkelahi, melainkan untuk sarana budaya.

Para pengantin pria biasanya menggunakan senjata ini sebagai aksesoris pakaian pengantin adat Betawi. Pisau raut diselipkan pada pinggang tepat di depan perut dan dilengkapi rangkaian bunga melati.

8. Cunrik Betawi

Kaum wanita dari Suku Betawi di zaman dahulu, ketika akan bepergian dianjurkan untuk membawa cunrik sebagai alat untuk menjaga diri. Perbedaannya dengan senjata tradisional lainnya adalah, senjata cunrik sangat berbeda dengan senjata pada umumnya.

Senjata ini dibuat mirip aksesoris tusuk konde namun cukup ampuh saat melawan musuh karena ketajamannya.


Mata Pencaharian Suku Betawi

Mata pencaharian Suku Betawi terdiri dari dua yaitu:

  • Bagi mereka yang hidup di tengah kota menunjukkan mata pencaharian yang beragam seperti, pedagang, pegawai pemerintah, pegawai swasta, buruh, tukang pembuatan meubel.
  • Bagi mereka yang berada di pinggiran menunjukkan mata pencaharian seperti buruh pabrik, guru, memelihara ikan dan lain-lain.

Agama Suku Betawi

Sebagian orang Betawi asli menganut agama Islam, sebagian kecil menganut agama kristen protestan dan Katolik. Menurut H. Mahbub Djunaidi kebudayaan Betawi adalah sebuah subkultur hampir tidak dapat dipisahkan dengan agama Islam.

Agama Islam sangat berhubungan erat dengan kebudayaan Betawi. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah kegiatan masyarakat Betawi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Sedangkan Suku Betawi yang menganut agama Kristen menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa portugis.

Hal ini dalam kategori wajar, karena pada masa itu di abad ke-16, Surawisea, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan bangsa portugis untuk membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di wilayah Sunda Kalapa.

Demikian penjelasan tentang keunikan adat istiadat Suku Betawi yang seharusnya kamu ketahui. Meskipun kebudayaan orang Betawi beraneka ragam, orang betawi memiliki karakteristik tersendiri.

Seiring berjalannya waktu, Suku Betawi masih terjaga kelestariannya, hal ini dapat dilihat dari kebiasaan orang-orang betawi seperti mengenakan pakaian adat, rumah adat hingga upacara adat pernikahan.

Semoga artikel ini menjadi pembelajaran yang baik dalam pemahaman sejarah Suku Betawi. Agar tidak ada penyalah gunaan sejarah yang banyak dibuat dan disebarkan di masyarakat kita.