Lumba Lumba Berkembang Biak Dengan Cara – Mungkin temen-temen semua belum banyak yang tahu, bahwa apa yang unik dari kelahiran anak lumba-lumba adalah saat seekor lumba-lumba berkembang biak bagian pertama yang akan keluar bukanlah kepala melainkan ekornya terlebih dahulu, tentunya hal tersebut sangat berkebalikan dengan mamalia lainnya.
Sedangkan untuk usia kandungan seekor lumba-lumba juga bervariasi secara signifikan dan hal tersebut berdasarkan dari banyak factor sebagai penyebabnya.
Lokasi di mana kawanan lumba tinggal ialah berdasarkn suhu air, sumber makanan, serta factor-faktor lainnya yang menjamin kebutuhan bagi hewan tersebut. Selain itu, semua spesies lumba-lumba dapat memauki masa reproduksi dengan berdasarkan faktor usianya.
Untuk lumba – lumba betina, usia dapat berkisar dari 5 sampai 13. Untuk jantan, siap untuk melakukan perkembangbiakan antara usia yang dari 9 sampai 14 tahun.
Cara Lumba Lumba Berkembang Biak
Cara lumba-lumba berkembang biak tidak sama seperti cara hiu berkembang biak diamana ikan hiu akan bereproduksi dengan cara bertelur, namun seekor lumba – lumba akan berkembang biak dengan cara yang sama dengan ikan paus.
Lumba-lumba adalah hewan yang termasuk kedalam kategori hewan mamalia dimana cara lumba-lumba untuk berkembang biak ialah dengan beranak atau yang disebut juga dengan “Vivipar” proses melahirkan dengan cara ini tentunya sama layaknya kebanyakan hewan mamalia pada umumnya.
Proses reproduksi lumba lumba
Berbeda dengan jenis ikan lainnya, hal yang sangat unik dari lumba-lumba adalah bahwa setiap lumba-lumba diketahui dapat melakukan proses kawin dengan tujuan selain reproduksi. Hewan ini dapat melakukan proses kawin berdasarkan ikatan emosional layaknya manusia.
Ketika mereka kekurangan makanan atau sedang mengalami stres, biasanya lumba-lumba tidak akan kawin sama sekali. Hal tersebut ternyata merupakan bagian dari cara mereka untuk bertahan hidup dan karakter tersebut sudah tertanam dalam setiap lumba-lumba sebagai naluri.
Saat mereka mengalami stress atau kekurangan makanan, biasanya mereka akan memusatkan untuk mengalihkan perhatiannya untuk mengurus kebutuhan dasar mereka. Namun ketika makanannya berlimpah serta adanya beberapa tekanan lingkungan biasanya mereka senderung akan lebih memilih untuk kawin.
Saat lumba-lumba kawin, yang jantan bisa menjadi sangat agresif terhadap lumba-lumba lainnya. Salah satu bentuk dari sifat agresifnya ialah mereka akan membuat suara-suara sebagai peringatan terhadap lawannya, mereka juga berkemungkinan akan membenturkan tubuhnya dengan lumba-lumba lain.
Hal tersebut dilakukan dengan bertujuan untuk menunjukkan kekuatannya dengan pejantan lumba-lumba lainnya.
Meski begitu, namun biasanya tidak akan ada kerusakan atau luka parah dari pertempuran tersebut, tapi mereka bisa melanjutkan pertempurannya sampai salah satu di antara mereka mengalah dan ada yang menjadi pemenangnya.
Terjadinya perkelahian tersebut bukan tanpa tujuan, pasalnya lumba-lumba betina hanya mau dan akan kawin dengan salah satu pejantan yang terkuat dan paling dominan di kawanannya.
Disisi lain para pejantan bisa sangat agresif juga terhadap lumba-lumba betina yang tidak sangat responsif.
Bahkan lumba-lumba jantan bisa menjadi menjadi tidak sabar dan tidak terkendali dengan betina yang tidak ingin kawin dengannya.
Namun jika betinanya mau merespon lumba-lumba jantan, maka ia akan tampak lebih santai. Proses kawinnya juga kemungkinan akan dilakukan dalam beberapa proses kawin dengan frekuensi beberapa kali selama berhari-hari. Jika proses kawin sudah berlangsung biasanya lumba-lumba jantan akan bergerak lagi dan mencari betina lain untuk ia kawini.
Setelah lumba-lumba kawin
Biasanya setelah lumba-lumba selesai kawin, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengandung lalu melahirkan anak bervariasi, tentunya hal tersebut tergantung dari spesies lumba-lumba itu sendiri.
Rata-rata rentang waktu paling singkat dalam masa mengandung ialah 12 bulan untuk jenis Tucuxi dan sedangkan masa terpanjangnya sekitar 17 bulan untuk jenis Orca. Sangat jarang di temukan adanya lumba-lumba yang terlahir kembar, meski begitu pernah juga di dokumentasikan adanya lumba-lumba yang terlahir kembar.
Proses lumba-lumba berkembang biak
Saat proses melahirkan sudah tiba, betina akan pindah ke air yang lebih dangkal. Dalam proses ini biasanya mereka akan di temani dengan satu atau dua lumba-lumba lain. Hal tersebut tentunya dilakukan karena mereka ingin memastikan bahwa darah yang dihasilkan dari kelahiran tidak menarik perhatian para predator.
Jika bayi lumba-lumba sudah lagir, biasanya ukuran lumba-lumba muda berkisar antara 33 – 55 inci, namun hal tersebut lagi-lagi tergantung dari spesiesnya. Bayi lumba-lumba juga dapat memiliki berat 23 – 65 pound saat lahir.
Layaknya hewan vivipara lainnya, para bayi lumba-lumba juga akan mengkonsumsi susu dari ibunya selama 1 tahun.
Mereka akan diperkenalkan oleh induknya dengan jenis ikan lain hingga cumi-cumi meskipun usianya baru menginjak sekitar 4 bulan.
Lemak dalam susu induknya membantu bayi lumba-lumba untuk tumbuh dengan cepat. Dalam proses perkembangbiakan seekor lumba-lumba dewasa biasanya hanya akan memiliki 1 anak dalam jangka waktu 3 hingga 6 tahun, tentunya hal tersebut sangat berpengaruh terhadap peradabban lumba-lumba.
Dengan tingkat reproduksi yang lambat ini tentunya menjadi salah satu masalah umum yang membuat hewan ini sulit untuk meningkatkan jumlah spesiesnya, terlebih lagi jika lumba-lumba secara terus menerus diburu oleh manusia yang nantinya akan menyebabkan hewan ini menjadi langka.
Kesimpulan:
Dari penjelasan diatas kita bisa mengutip kesimpulan bahwa lumba-lumba adalah hewan yang termasuk kedalam kategori hewan mamalia, itu artinya lumba-lumba berkekembang biak dengan cara melahirkan atau (Vivipar).
Lihat juga:
Demikianlah informasi yang bisa kami rangkum dan bagikan tentang penjelasan reproduksi yang dialami oleh lumba-lumba, semoga artikel yang kami tulis bisa mudah dipahami serta dapat menambah wawasanmu. Terimakasih dan semoga bermanfaat