Seni Kriya – Seni kriya adalah salah satu macam seni yang ada di Indonesia. Jenis seni yang satu ini bahkan sudah ada sejak zaman prasejarah lho. Bahkan meskipun saat ini sudah era modern, masih banyak hasil karya dari seni kriya yang bisa kita temui.
Seni rupa kriya ini terbilang mudah untuk dibuat, jadi untuk kamu yang ingin menghasilkan karya seni bisa mempelajarinya, dan pastikan kamu menyimak 5 hal terkait seni kriya yang akan kita bahas berikut ini.
Lihat juga : Salah Satu Jenis Karya Seni Rupa Terapan Adalah Seni Kriya Yang Disebut Juga
Pengertian Seni kriya
Tahukah kamu arti dari seni kriya? kata ‘kriya’ berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti mengerjakan. Dimana yang dimaksud di sini adalah hasil kerja manusia. Sehingga sederhananya, seni kriya dapat diartikan sebagai jenis karya seni yang dikerjakan oleh manusia.
Pengertian lain menyebutkan seni kriya adalah sebuah seni yang menggunakan keterampilan tangan manusia untuk menciptakan sebuah barang.
Dalam prakteknya hasil karya seni ini tetap memerhatikan aspek fungsional karena juga bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin berkembangnya zaman, jenis seni ini identik dengan seni kerajinan.
Mungkin di antara kamu tidak menyadari bahwa ternyata ada banyak sekali contoh karya yang termasuk seni rupa terapan nusantara ini berada di sekitarmu dan kamu gunakan sehari-hari. Misalnya perhiasan, kursi kayu, pakaian, dan lain sebagainya.
Lihat juga : Contoh Seni Rupa 3 Dimensi Beserta Penjelasannya
Sejarah Karya Seni kriya
Sudah adanya seni kriya sejak zaman prasejarah dibuktikan dengan penemuan benda-benda dari zaman batu muda atau yang dikenal dengan istilah Neolithikum.
Saat itu benda-benda tersebut terbuat dari bahan tanah liat, batu, dan logam serta memiliki beragam fungsi dan manfaat. Misalnya saja ada yang dijadikan sebagai alat untuk berburu, digunakan sebagai wadah, atau juga untuk bertani.
Zaman dulu karya seni kriya lebih menitikberatkan fungsional dari benda tersebut saja. Namun bukan berarti manusia zaman prasejarah tidak mengerti seni ya, karena ada penemuan tembikar yang terdapat hiasan berupa simbol-simbol kehidupan spiritual.
Kemudian seni kriya terus berkembang dan tidak hanya fokus pada fungsi benda tersebut, melainkan juga pada peningkatan kualitas bahan dan bentuk serta motif hiasannya.
Lihat juga : Contoh Seni Rupa 2 Dimensi Beserta Penjelasannya
Fungsi Seni kriya
Fungsi seni kriya khususnya dalam kehidupan sehari-hari manusia ada beragam sekali, namun secara garis besar fungsinya dapat dikategorikan menjadi tiga, yakni :
Hiasan/ Dekorasi
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kamu menemukan contoh karya yang berfungsi sebagai hiasan atau dekorasi. Contohnya saja seperti lukisan, hiasan dinding, patung, cinderamata, seni ukir, dekorasi ruangan baik yang terbuat dari bambu maupun berbentuk anyaman dan lain-lain.
Sesuai fungsinya, pada pembuatan karya seni ini mengutamakan nilai keindahannya dibandingkan fungsi dari benda tersebut.
Benda Mainan
Apakah kamu menyadari bahwa beragam mainan yang ada di rumahmu termasuk dalam contoh karya kriya juga? Misalnya boneka, origami, congklak, kipas kertas, dan lain sebagainya.
Karya seni ini dibuat dengan tujuan sebagai penghibur, atau pemenuh kebutuhan emosional manusia. Bentuknya beragam dan tentunya tidak hanya mengutamakan fungsional, tapi juga dari segi estetikanya.
Benda Terapan
Selain dua fungsi di atas, ada lagi fungsi lain dari kriya dalam kehidupan manusia sehari-hari yakni sebagai benda terapan atau siap pakai.
Sesuai fungsinya karya seni ini tentu mengutamakan kegunaan dari benda tersebut, meskipun demikian tidak serta merta juga mengabaikan sisi seninya.
Contoh dari karya seni dengan fungsi terapan ini seperti peralatan rumah tangga, senjata, furniture, keramik, mebel, tempat tidur kayu, pakaian, dan lain sebagainya.
Jenis-jenis Seni kriya
Terdapat banyak sekali bentuk karya kriya di Indonesia. Keberagamannya ini dapat dibedakan berdasarkan bahan yang digunakan. Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan seperti berikut :
Dari kayu
Kriya kayu merupakan salah satu jenis kerajinan kriya yang dalam proses pembuatannya menggunakan bahan dasar kayu.
Kerajinan kriya kayu ini ada yang menggabungkan dua fungsi yakni hiasan dan fungsi pakai atau terapan, contohnya seperti kursi ukir, lemari hias, dan lainnya.
Namun ada pula yang menggunakan fungsi utama estetika seperti topeng, wayang golek, ukiran hias, dan lain sebagainya.
Dari Tekstil
Selain menggunakan kayu, ada pula bahan dasar utama lainnya yang kerap digunakan dalam proses pembuatan seni ini, yakni dari tekstil.
Tekstil atau bahan kain yang memiliki beragam jenis ini cara pembuatannya juga beragam, mulai dari diikat, ditenun, dipres, dan banyak cara lagi yang digunakan.
Pada proses pembuatan seni dari tekstil, bahan dasar kain dibuat dengan menggabungkan unsur fungsional dan estetika. Contoh dari kriya tekstil seperti kain batik, kain tenun, songket, baju adat dan lain lain.
Dari Logam
Kriya dari logam jelas menggunakan logam sebagai bahan dasar utamanya. Pengertiannya kriya logam adalah seni kerajinan tangan menggunakan bahan dasar logam, dibuat dengan teknik tertentu hingga menghasilkan bentuk logam yang diinginkan.
Teknik pembuatan bahan logam menjadi karya seni bisa dilakukan dengan dua cara yakni teknik cetak, yang dibagi dua jenis lagi yakni cetak lilin dan teknik bivalve. Dan teknik yang kedua adalah teknik manual.
Teknik cetak lilin adalah sebuah teknik membentuk bahan dasar logam menggunakan lilin sebagai media pencetakan dimana sebelumnya telah dibentuk lebih dahulu seperti yang kita inginkan.
Cara membuatnya yakni dengan membuat model terlebih dulu menggunakan lilin, lalu menutup model menggunakan tanah dan dibuat lubang dari bagian atasnya untuk memasukkan cairan logam yang telah dilelehkan.
Cairan logam tersebut akan mengisi ruang yang ada sehingga saat telah mengeras, maka hasilnya akan membentuk dari cetakan yang terbuat dari lilin tersebut.
Sementara teknik bivalve atau biasa disebut juga dengan teknik setangkap adalah sebuah teknik yang menggunakan cetakan, dan ketika ingin mendapati hasilnya cetakan tersebut harus dipecahkan.
Cara membuat seni dengan teknik bivalve ini serupa dengan teknik cetak lilin tetapi berbeda pada saat membuka hasilnya saja.
Contoh logam yang dipakai untuk membuat karya seni bermacam-macam, di antaranya seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga, kuningan, serta alumunium.
Adapun contoh dari karya seni ini seperti perhiasan emas, patung perunggu, peralatan rumah tangga, berbagai bentuk alat musik, dan lain sebagainya.
Dari Keramik
Seni dari keramik adalah bentuk kerajinan tangan terbuat dari bahan dasar tanah liat atau lempung, dimana proses pembuatannya menggunakan teknik tertentu sampai akhirnya menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Teknik yang digunakan dalam pembuatan seni kriya berbahan dasar keramik ada beragam, seperti teknik slab, teknik putar, teknik pilin, dan teknik cetak tuang.
Apapun teknik yang digunakan, setelah membentuk tanah liat sesuai yang diinginkan. Maka dilakukan proses pengeringan, dan kemudian pembakaran untuk menghasilkan keramik menjadi matang atau keras.
Tak berhenti sampai di situ saja, setelah mengeras dengan sempurna, kemudian kamu bisa menggunakan cat untuk menghiasnya.
Contoh karya dari keramik biasa dijadikan benda hias misalnya guci, vas bunga, pot, dan lainnya. Atau juga bisa mengutamakan fungsi terapan atau siap pakai sebagai peralatan dapur, misalnya piring, kendi, dan benda keramik lainnya yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari hari.
Di Indonesia terdapat daerah daerah yang terkenal dengan karya seni keramiknya seperti Yogyakarta, Malang, Purwokerto, dan Cirebon.
Dari Kulit
Seni dari kulit merupakan jenis kerajinan tangan yang dibuat dari kulit sebagai bahan dasar utamanya. Jenis kulit yang dipakai adalah kulit hewan seperti buaya, ular, kerbau, sapi, dan lain sebagainya.
Sebelum diolah dan dibentuk menjadi sebuah karya seni, kulit tersebut harus terlebih dahulu melewati proses panjang.
Mulai dari pemisahan dari daging, dilakukan pencucian dengan zat tertentu, dilakukan pembersihan kembali, direndam dengan zat kimia, dilakukan pewarnaan, perentengan agar kulit tidak mengkerut, setelah itu dikeringkan, dan dihaluskan dengan cara tertentu.
Jika sudah melewati semua proses tersebut, barulah kulit siap untuk dipotong sesuai pola dan bentuk yang diinginkan.
Dalam kehidupan sehari hari manusia, ada beragam contoh karya seni dari kulit, misalnya saja tas dan sepatu berbahan kulit, dompet, jaket, gesper, wayang kulit, alat musik, dan lain sebagainya.
Tiga daerah paling terkenal sebagai penghasil seni dari kulit ini adalah Garut, Bali, dan Yogyakarta. Jadi kalau kamu ingin melihat berbagai hasil karya kulit atau ingin tahu proses pembuatannya kamu bisa mengunjungi berbagai daerah tersebut.
Macam-Macam Seni kriya
Selain berdasarkan bahan pembuatannya, seni kriya juga beraneka macam berdasarkan proses pembuatannya. Setidaknya terdapat lima macam seni kriya berdasarkan proses pembuatannya, yakni sebagai berikut :
Kriya Pahat/ Ukir
Seni kriya dalam proses pembuatannya bisa dengan cara memahat atau mengukir bahan dasar yang digunakan, misalnya kayu, logam, atau batu. Proses memahat dan mengukir tersebut dilakukan hingga menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Proses memahat atau mengukir dilakukan menggunakan alat tertentu yang dapat diaplikasikan pada bahan dasar yang sifatnya keras seperti batu, kayu, dan lainnya.
Di Indonesia daerah yang menjadi sentra seni pahat dan ukir adalah Bali dan Jepara. Pengrajin seni ukir dan pahat di daerah tersebut menghasilkan beragam karya seni yang indah dan fungsional, bahkan bernilai jual tinggi dan mampu menembus penjualan ke luar negeri.
Di Bali sendiri para pengrajin seni pahat dan ukir rata rata menggunakan bahan baku batu andesit dalam membuat beragam karyanya.
Tak terbayang ya seperti apa indah dan cantiknya dari seni yang mereka hasilkan. Jika kamu berkunjung ke Bali, jangan lupa untuk mampir ke sentra pembuatan seni kriya ini untuk menambah wawasan mengenai salah satu seni rupa terapan Nusantara ini.
Kriya Tenun
Dalam proses pembuatan kriya tenun, dilakukan pengolahan jalinan benang dengan beragam warna sampai menjadi suatu kain dengan pola tertentu.
Dua jenis kriya tenun adalah tenun songket dan tenun ikat. Keduanya menggunakan bahan yang berbeda dalam proses pembuatannya. Misalnya pada pembuatan tenun songket, digunakan bahan dari benang perak, emas, dan sutra.
Sementara pada dasarnya pembuatan kain tenun menggunakan benang putih yang berasal dari kapas, benang putih tersebut akan melalui proses pemintalan terlebih dahulu.
Beberapa wilayah di Indonesia yang terkenal sebagai penghasil tenun ikat adalah Aceh, Sulawesi, Bali, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Toraja, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Maluku, NTT, dan Flores.
Sementara wilayah yang terkenal sebagai penghasil kain songket adalah Aceh, Riau, Palembang, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, Bali, Maluku, dan lainnya.
Kriya Batik
Siapa yang tak mengenal jenis seni yang satu ini, kriya batik. Dimana batik menjadi kain tradisional kebanggaan Indonesia.
Kriya batik adalah kerajinan tangan yang menggunakan bahan dasar kain kemudian dibuat dengan memberikan pola di atasnya atau gambar dan akan melewati proses pewarnaan supaya hasilnya menjadi indah. Teknik yang digunakan untuk membuat kriya batik ada tiga, yakni teknik tulis, teknik lukis, dan teknik cap.
Di antara tiga teknik tersebut, batik dengan teknik tulis menjadi teknik batik yang sudah lama ada, dan sampai sekarang masih dilestarikan oleh para pengrajin batik di Nusantara.
Pulau Jawa menjadi kawasan yang terkenal dengan beragam kriya batiknya, tiap daerah tertentu juga memiliki kain batik khasnya masing masing. Semuanya bercorak indah dan memiliki arti tersendiri.
Meskipun begitu, pulau lainnya seperti Pulau Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Bali juga memiliki kerajinan batik dengan motif atau gambar yang menarik sesuai dengan khas kotanya masing masing.
Kriya Bordir
Satu lagi macam seni kriya yakni kriya bordir yang merupakan kerajinan tangan yang dibuat dengan cara menempatkan hiasan dari benang dan dijahit pada kain hingga menghasilkan karya yang indah dengan motif dan rancangan yang beragam.
Dengan menerapkan kriya bordir dalam sebuah karya maka akan menghasilkan kain dengan nilai estetika tanpa mengesampingkan fungsi utamanya. Adapun contoh kriya bordir seperti baju koko, mukena, selendang, taplak meja, dan lain sebagainya.
Kriya Anyaman
Kriya anyaman ini dibuat dengan cara mengolah bahan dasar seperti batang rotan, kulit bambu atau daun pandan hingga membentuk pola tertentu.
Selain bahan dasar di atas, pengrajin kriya anyaman di Indonesia juga kerap menggunakan bahan dasar lainnya seperti enceng gondok, pelepah pisang, dan serat kayu, bahkan juga bisa menggunakan lintingan kertas koran lho.
Biasanya kriya anyaman menggunakan teknik tertentu misalnya jalur pakan atau horizontal, jalur pakan lungsi atau vertikal, serta jalur pemberian pakan atau dilakukan secara diagonal.
Adapun contoh dari kriya anyaman ini seperti tikar, tas, sendal, kepek atau tas jago, kurungan ayam, kipas, pembatas dinding yang dibuat dari bambu, dan lain sebagainya.
Seni kriya merupakan salah satu seni rupa terapan Nusantara yang sudah seharusnya kita ketahui, ada banyak jenis dan fungsi dari seni kriya yang menghasilkan karya dengan nilai estetik serta fungsional.