Tari Tor Tor Berasal Dari Daerah…

Tari Tor Tor Berasal Dari – Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang kaya akan budaya daerah dan sejarah. Satu dari sekian budaya yang kental di sana berasal dari orang-orang Batak.

Budaya Batak yang sering kita dengar salah satunya adalah Tari Tor Tor. Tari tradisional yang satu ini tak pernah ketinggalan untuk dipentaskan dalam beragam acara. Tari ini menjadi salah satu wujud kearifan lokal khas Batak yang masih dilestarikan hingga kini. Tak heran jika kesakralan Tari Tor Tor belum luntur di era globalisasi ini.

Tari tradisional ini tak hanya populer di Sumatera Utara, namun juga tenar hingga ke seluruh penjuru Indonesia. Apakah kamu ingin tahu lebih dalam tentang tari sakral yang satu ini? Simak sejarah lengkap hingga ragam gerak dari tari ini pada uraian di bawah ya.

Sejarah Tari Tor Tor

Para pakar sejarah anjungan Sumatera memiliki pendapat sendiri mengenai tari tradisional ini. Menurut mereka, tari sakral yang satu ini telah menjadi kearifan lokal suku Batak sejak abad ke-13.

Pada mulanya, tari ini merupakan sebuah tradisi yang menggunakan sejumlah patung batu untuk dirasuki roh agar bisa menari. Tradisi keramat ini hanya dilakukan oleh masyarakat Batak Mandailing yaitu di wilayah Samosir, Toba Samosir, dan Humbang Hasundutan.

Tari Tor Tor tidak lagi dikaitkan dengan roh ketika di Pahae memadukan tarian ini dengan lagu berpantun yang dinamakan tumba. Sejak saat itu, tari tradisional yang satu ini menjadi simbol budaya masyarakat Batak

Kini masyarakat Batak banyak mendapat pengaruh agama Kristen di daerah Silindung, sehingga tari ini lebih sering ditampilkan sebagai tradisi nyanyian dan tarian modern.

Lihat juga : Tarian Tradisional Indonesia

Makna Tari Tor Tor

Sebuah tarian tentu saja memiliki beragam makna, terlebih lagi jika tergolong tari tradisional. Sama seperti tarian tradisional pada umumnya yang ada di Indonesia, Tari Tor Tor juga memiliki sejumlah makna mulai dari ragam gerak hingga prosesi.

Yang pertama adalah gerakannya yang menghentak. Gerakan tari sakral yang satu ini mengandung sejumlah pesan sarat akan makna. Pesan dalam Tari Tor Tor antara lain mencerminkan sikap takut dan taat kepada Tuhan serta menghormati leluhur.

Tak hanya itu, gerakan pada tari tradisional ini tak lepas dari pesan yang ingin disampaikan penarinya. Pesan yang ingin disampaikan oleh para penarinya ini pun memiliki makna sebagai sarana berkomunikasi kepada penonton.

Makna lain yang terkandung dalam tari tradisional ini salah satunya terwujud pada prosesi bernama Tua ni Gondang.

Pos Terkait:  5 Tarian Sunda Paling Terkenal Beserta Gambarnya

Karakteristik Tari Tot Tor

Tari tradisional pada umumnya memiliki ciri tertentu. Tak berbeda dengan tarian yang lain, tari asal daerah Sumatera Utara ini juga memiliki ciri-ciri. Ciri khas inilah yang membuatnya tak sama dengan tari tradisional lainnya.

Ciri pertama yang bisa kamu lihat dari tari ini adalah gerakannya yang terbilang sederhana. Gerakan tari sakral ini yang cukup sederhana membuatnya mudah dilakukan siapa saja. Semua orang bisa dengan mudah dan cepat mempelajari tari yang satu ini.

Kesederhanaan ragam gerak yang dimaksud adalah terbatasnya gerakan kaki dan tangan. Kaki dan tangan para penari hanya bergerak sesuai iringan musik.

Kaki dan tangan yang menghentak sesuai musik pengiring ini menimbulkan suara tor tor. Oleh karena itu, tari tradisional ini dinamakan Tor Tor karena suara dari hentakan kaki penari.

Busana & Properti Tari Tor Tor

Tari tradisional tak terlepas dari unsur pelengkap yang mencerminkan budaya daerahnya. Sebagai salah satu budaya dari Batak, tari tradisional yang satu ini juga memasukkan unsur budaya setempat mulai dari pakaian adat hingga properti.

Pakaian yang dikenakan pada tari ini terbilang sederhana yakni memakai ulos. Perlu kamu tahu bahwa ulos adalah kain tenun khas suku Batak. Ulos yang digunakan dalam Tari Tor Tor berupa ikat kepala dan selendang.

Sedangkan motif ulos selalu disesuaikan dengan fungsi tari ini ditampilkan, misalnya untuk acara atau ritual apa. Selain motif ulos, properti yang digunakan tentu saja tergantung fungsinya.

Sehingga, properti yang dipakai pada tari tradisional ini juga berbeda pada tiap acara. Sebagai contoh, tari ini memerlukan patung batu sebagai properti bila ditampilkan dalam ritual keagamaan.

Gerakan Tari Tor Tor

Gerakan menjadi unsur utama pada sebuah tarian, terlebih tari tradisional yang biasanya sarat akan makna. Gerakan menjadi motor penggerak pada seni pertunjukkan yang satu ini. Tanpa adanya gerakan, maka tidak akan bisa disebut sebagai tarian

Tari Tor Tor memiliki gerakan dan pola lantai yang tidak rumit karena hanya berupa hentakan kaki dan lambaian tangan. Gerakan ini harus berjalan seirama dengan musik pengiring yang mengalun merdu.

Ragam gerak pada tari tradisional ini tentu saja berbeda antara penari perempuan dan laki-laki.

Perlu kamu tahu juga bahwa tari ini memiliki gerakan pantangan, lho. Para penari dilarang melakukan gerakan tangan mengangkat hingga ke atas bahu.

Pos Terkait:  13 Senjata Tradisional Sumatera Utara dan Penjelasannya

Pantangan gerakan tari ini tidak boleh dilanggar oleh para penari. Jika berani melanggar, maka penari tersebut akan tertimpa sial.

Penggunaan

Berbeda dengan tarian pada umumnya, tari yang satu ini tidak membutuhkan panggung. Tari tradisional ini biasanya di tampilkan di tempat yang sejajar dengan penonton. Penempatan tari ini sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai media komunikasi dan pergaulan.

Namun pada zaman dahulu, tari yang satu ini memiliki fungsi sebagai media ritual. Ritual yang dimaksud salah satunya adalah upacara kematian dengan tujuan memberi persembahan kepada roh para leluhur.

Tak hanya dipentaskan untuk upacara kematian, fungsi dari tari ini juga digunakan dalam upacara panen. Tari tradisional ini juga memiliki fungsi untuk upacara penyembuhan yang dipercaya bisa memulihkan orang sakit.

Selain sebagai media ritual, tari sakral yang satu ini juga sering digunakan untuk pesta orang-orang muda. Tari ini dijadikan sebagai pelengkap pesta untuk mengungkapkan kegembiraan.

Keunikan

Sebagai kearifan lokal, tari yang satu ini sarat akan budaya dan tradisi khas Batak. Tradisi dan budaya Batak yang terkandung dalam tari ini tentu saja membuatnya beda dengan seni pertunjukkan lainnya.

Tak hanya itu, tari sakral yang satu ini juga memiliki keunikan lain yang tak kalah menarik. Apakah kamu ingin tahu keunikan apa saja yang terwujud melalui tari ini? Jangan lupa cek pada uraian di bawah ini ya.

1. Prosesi Sakral

Tari yang satu ini dikenal karena unsur sakralnya yang kuat, salah satunya adalah penggunaan patung batu sebagai properti. Patung batu ini hanya boleh digunakan sebagai properti tarian pada upacara adat.

Patung batu ini sengaja dibiarkan dimasuki roh leluhur agar bisa bergerak sehingga menambah kesan sakral ketika upacara adat.

Selain itu, juga terdapat prosesi bernama Tua ni Gondang yang dilakukan sebelum tarian dimulai. Prosesi ini dilakukan oleh tuan rumah untuk menyampaikan permintaan khusus kepada penabuh Gondang dengan cara yang sopan santun.

2. Untuk Sarana Komunikasi

Tari yang satu ini tak hanya terkenal karena kesakralannya. Karena tari ini pada zaman dahulu lebih sering dipakai untuk media ritual, seperti upacara kematian, penyembuhan, dan panen.

Namun, tari tradisional ini juga memiliki fungsi untuk media komunikasi. Tak heran jika tari ini selalu berhasil membentuk interaksi antara penari dengan penonton.

Komunikasi antara penari dan penonton melalui media gerakan tari ini menjadi salah satu keunikan yang membedakannya dengan tarian lain. Ragam gerak pada tari ini mewujudkan suatu komunikasi tersendiri untuk penonton.

Pos Terkait:  6 Senjata Tradisional Sumatera Barat Beserta Gambarnya

3. Menggunakan Musik Gondang

Keunikan selanjutnya yang terdapat dalam tari tradisional ini adalah penggunaan alat musik Gondang sebagai pengiring. Musik pengiring ini dimainkan dengan diikuti hentakan tangan dan kaki penari.

Penabuh biasanya memainkan alat musik ini sebelum dimulainya tarian. Baru ketika tarian ini dimulai, hentakan kaki dan tangan penari bergerak sesuai irama musik pengiring.

Perangkat musik pengiring yang menyertai tari tradisional ini dinamakan magondangi. Magondangi terdiri dari sejumlah alat musik tradisional antara lain gondang, taganing, suling, terompet Batak, ogung, sarune, odap gordang dan hesek.

4. Memakai Kain Tenun Khas Batak

Tari Tor Tor tak jauh beda dengan tarian tradisional lainnya yang menggunakan pakaian khusus. Pakaian khusus yang dipakai dalam tari tradisional ini adalah ulos khas Batak. Ulos yang dikenakan biasanya berwarna merah, hitam, dan putih.

Agar lebih menarik, ulos biasanya dihias dengan tenunan benang berwarna emas dan perak. Tak hanya supaya terlihat menarik, kedua warna ini juga memberi kesan modern pada pakaian adat tersebut.

Kain ulos biasanya digunakan untuk sarung, ikat kepala, hingga selendang pada tari tradisional yang satu ini.

5. Tor Tor Tujuh cawan

Tari tradisional ini memiliki salah satu jenis varian yang unik bernama Tor Tor Sipitu Cawan. Tari Tor Tor jenis ini ditampilkan oleh penari wanita dengan properti cawan di badannya.

Sambil menari dengan anggun, para penari harus menjaga tujuh cawan ini agar tidak jatuh. Tari yang satu ini tergolong sangat sakral karena memiliki fungsi untuk membersihkan diri dari roh jahat dan hal-hal buruk serta kesialan.

Makna pembersihan diri ini terwujud dari air perasan jeruk nipis yang diisikan pada tujuh cawan tersebut.

Tari tradisional yang satu ini menjadi salah satu ikon budaya yang berasal dari masyarakat Batak. Tari ini lebih menonjolkan gerakan tangan dan kaki yang menghentak seirama dengan alunan musik pengiring.

Selain itu, tari sakral yang satu ini juga memiliki beragam keunikan. Jika kamu ingin tahu lebih dalam tentang tari yang satu ini, jangan lupa untuk menyimak uraian di atas ya.

Lihat juga : Tari seudati berasal dari daerah…