Seni Ukir – Hasil karya seni memang tak ada habisnya dibahas. Apalagi Indonesia yang memiliki kekayaan budaya. Salah satu contoh karya yang banyak ditemui adalah seni ukir. Pastinya kamu juga sering menemukan kesenian satu ini.
Kesenian yang mengolah sebuah media ini bisa mengubah sesuatu yang tadinya bentuknya dua dimensi menjadi sebuah produk tiga dimensi. Teknik membuatnya cukup melakukan perbedaan ketinggian dari permukaan yang diukir.
Motifnya pun beragam sesuai dengan asal daerah masing-masing. Kekayaan budaya yang akhirnya membuat banyak orang senang dengan seni ukir asal Indonesia. Pola yang penuh dengan estetika sangat disenangi para pecinta seni.
Pengertian Seni Ukir
Pengertian mengukir adalah sebuah teknik untuk menggores, menorehkan pola atau memahat pada sebuah permukaan benda yang siap diukir. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan sebuah pola yang memang diinginkan.
Agar membentuk sebuah pola, biasanya para seniman akan membuang atau menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dengan begitu akan muncul ornamen dan pola yang disesuaikan dengan gagasan seniman tersebut.
Bentuknya biasanya beragam mulai dari bentuk geometris seperti segitiga, lingkaran hingga persegi. Dari bentuk itulah yang akhirnya membentuk sebuah ukiran yang mengandung nilai seni.
Tak sampai situ saja, ukiran yang terbentuk juga bisa membawa nilai religius dan nilai kebudayaan. Untuk membuatnya, ukiran memakai banyak bahan. Beberapa contohnya misalnya batu, kayu, logam bahkan di atas buah. Wah unik bukan?
Lihat juga : Contoh Seni Rupa 2 Dimensi Beserta Penjelasannya
Sejarah Seni Ukir di Indonesia
Seperti kesenian lainnya, ukiran memang sudah menjadi salah satu kebudayaan nusantara yang melekat sejak lama. Sudah banyak bukti hasil ukiran yang usianya ratusan bahkan ribuan tahun. Ini sudah cukup membuktikan sejarahnya.
Ukuran di Indonesia sudah dikenal sejak zaman neolitikum atau biasa disebut zaman batu muda. Diperkirakan kesenian ini sudah ada sejak 1500 SM. Di zaman ini, nenek moyang kala itu mengukir di atas kapak batu.
Untuk mengukirnya, nenek moyang kita menggunakan tempaan yang dibuat dari tanah liat. Kala itu motif yang dibuat juga sederhana. Biasanya hanya berbentuk garis atau motif geometris lainnya seperti garis dan lengkungan.
Bahan ukiran pun semakin berkembang. Sekitar 500 hingga 300 SM, bahan ukiran berubah menjadi batu, bambu, tanah liat, kulit hingga kayu. Di zaman ini kemudian mulai dikenal dengan membuat ukiran dengan bahan lain.
Beberapa bahan yang kerap digunakan antara lain emas, perak dan perunggu. Maka banyak pula yang mengatakan ini adalah zaman perunggu. Untuk membuat ukiran biasanya memakai teknologi cor.
Motif yang dipakai pada zaman perunggu juga lebih beragam. Misalnya di Bima, Nusa Tenggara ditemukan ukiran dengan motif meander pada nekara perunggu. Selain itu ditemukan pula di Sumatera Barat sebuah motif tumpal.
Motif satu itu ditemukan pada sebuah buyung perunggu. Daerah Jawa Barat juga punya motif pilin berganda yang ditemukan di nekara perunggu. Motif serupa juga ditemukan di bejana perunggu yang ada di Sumatera.
Selain itu, ada pula motif topeng yang ditemukan di leher kendi. Motif serupa juga ditemukan pada kapak perunggu yang asalnya dari Irian Jaya. Motif ini unik karena menggambarkan orang yang sedang menangkis kekuatan jahat.
Dalam ukiran tersebut tampak wajah dan mata orang yang sedang memberikan kekuatan magis. Motif manusia juga ditemukan di nekara yang asalnya dari Sangean. Selain motif manusia, ditemukan pula motif hewan.
Lihat juga : Contoh Seni Rupa 3 Dimensi Beserta Penjelasannya
Perbedaan Seni Ukir dan Seni Pahat
Teknik yang mirip membuat banyak orang tak memahami bedanya seni ukir dengan seni pahat. Meski sering dihubungkan, pada dasarnya kedua kegiatan ini berbeda. Seni pahat memiliki tujuan untuk membuat karya tiga dimensi.
Beberapa contoh seni pahat yang dikenal adalah ukir. Sementara untuk seni ukir, karya yang dihasilkan umumnya menjadi benda dua dimensi atau yang disebut dwimarta.
Selain itu, seni pahat juga bisa menghasilkan banyak dimensi mulai dari empat sampai lima dimensi. Sementara ukiran hanya memakai bahan datar yang akhirnya membentuk bagian cembung dan cekung agar mendapatkan motif.
Jenis-Jenis Seni Ukir
Ukiran hasil para karya seniman juga digolongkan ke beberapa jenis. Nah, jenis-jenis ini disesuaikan dengan motif atau hasil yang dibuat oleh seniman tertentu. Menurut ahli seni Bastomi, terdapat enam jenis ukiran yang umum dibuat.
Susun
Seusai namanya, ukiran dengan jenis ini akan dibuat secara bersusun. Misalnya saja motif daun yang terlihat bertumpuk. Dengan model susun, bagian ukiran daun kecil akan berada di bagian atas daun yang besar. Susunannya akan membentuk karya seni menjadi sesuatu yang indah.
Cekung
Ukiran terdiri atas berbagai garis. Tak hanya garis lurus saja, motif juga bisa dibuat dari garis yang berbentuk lain misalnya cekung. Dengan perbedaan gaya garis ini membuat ukiran menjadi sebuah karya seni yang indah.
Garis (Cawen)
Garis sekalipun bisa memberikan nilai seni pada ukiran. Salah satunya adalah jenis cawen. Jenis satu ini banyak dipakai pada media logam. Biasanya jenis ukiran ini akan dipakai sebagai ukiran guratan.
Tembus (Krawangan)
Jika ukiran pada umumnya hanya memberikan perbedaan tinggi di dalam sebuah media. Justru jenis ini tidak memakai dasar alias justru membuat media jadi berlubang. Biasanya dipakai untuk penyekat ruang.
Tak hanya itu, bisa pula dipakai dalam pembuatan kursi. Biasanya jenis satu ini dipakai dengan media kayu. Pastinya jenis kayu yang baik akan membuat sebuah karya seni yang memiliki hasil maksimal.
Cembung
Jenis ini termasuk ukiran yang sederhana karena hanya memanfaatkan garis semata. Mirip dengan model ukuran yang cekung, jenis ini tapi punya garis yang keluar atau membuat permukaan menjadi muncul.
Takokan
Ada yang unik dari jenis ukiran ini karena tidak memakai bingkai. Ukiran ini pun menunjukkan tepi batas sebuah ukiran. Jenis satu ini sangat erat dengan jenis ukiran krawangan atau tembus.
Fungsi Seni Ukir
Pastinya seni ukir memiliki banyak fungsi. Pertama untuk hiasan. Sebuah ukiran bisa dibuat seakan-akan seperti hiasan saja dan tidak punya makna lain. Ukiran berfungsi sebagai estetika seni untuk menghiasi sebuah ruangan.
Berikutnya adalah fungsi magis. Kesenian ini juga bisa mengandung berbagai simbol. Fungsinya tentu untuk membantu nilai kepercayaan dan spiritual tertentu. Biasanya benda ini sering disebut dengan benda magis.
Fungsi lainnya adalah fungsi simbolik. Seni ini juga bisa menjadi ciri khas dari budaya sebuah daerah. Misalnya budaya Minangkabau yang memiliki bentuk visual tertentu yang disebut Kupang-Kupang si Awang Labiah.
Biasanya gambar tradisi ini berbentuk bangunan tradisi Minang. Ketika seseorang melihat gambarnya maka dengan mudah mengetahui asal dari daerah tersebut. Ukiran ini biasanya dilihat di berbagai rumah adat.
Ukiran juga bisa memiliki fungsi konstruksi yaitu mendukung sebuah bangunan. Banyak orang yang menjadikan ukiran sebagai pilihan untuk melengkapi rumah atau bangunan. Terakhir, karya seni satu ini juga punya fungsi ekonomi.
Biasanya karya seni ini bisa meningkatkan nilai jual pada sebuah benda. Kayu dengan ukiran yang bagus pastinya akan jadi mahal. Tak sampai situ saja, kesenian ini juga bisa menambahkan lapangan pekerjaan baru.
Teknik Seni Ukir
Untuk menjadi sebuah ukiran, tentunya seseorang membutuhkan teknik tertentu. Nah, ada beberapa jenis teknik yang biasa dipakai oleh para seniman. Pastinya teknik ini membuat sebuah ukiran yang unik dan indah.
Carving
Teknik satu ini menggunakan seni chipping serta memotong di atas bagian datar sebuah kayu. Dengan teknik tersebut akan terlihat ukiran seperti bentuk tiga dimensi.
Untuk memakai teknik ini, para seniman biasanya memakai berbagai alat bantu seperti palu dan pahat. Agar semakin terlihat detailnya, seniman juga memakai sebuah pisau ukir. Pastinya teknik ini menambah estetika sebuah ukiran.
Ching Carving
Mirip dengan teknik carving, teknik satu ini memiliki perbedaan dari segi ukurannya. Biasanya teknik dipakai untuk potongan yang besar misalnya membuat ukiran pada tunggul pohon atau kayu yang besar.
Pastinya alat yang dipakai untuk teknik ini berbeda yaitu dengan pahat dan kapak yang besar. Para seniman biasanya memakai teknik ini untuk membuat sebuah karya besar dan pastinya prosesnya lebih rumit.
Pembakaran Kayu
Teknik satu ini biasanya digunakan untuk proses finishing kayu. Selain itu, dapat pula untuk menambah sebuah desain ukiran. Tapi beberapa seniman juga ada yang memakainya untuk ukiran yang berukuran kecil.
Biasanya kayu yang dibakar dengan teknik ini akan memunculkan efek menghitam. Teknik ini berfungsi untuk membuat ukiran menjadi lebih hidup dan menimbulkan kesan tersendiri.
Mengerik
Teknik satu ini terbilang cukup lama digunakan para seniman. Biasanya pemula akan menggunakan teknik ini untuk mengukir. Alat dan bahannya juga mudah, hanya membutuhkan pisau ukir dan kayu.
Jika ingin mencoba teknik ukiran, kamu bisa mencoba dulu dari teknik mudah ini. Teknik dasar bisa dipelajari dengan cara mengerik. Selain itu bisa dilakukan di media yang tidak terlalu besar.
Macam-Macam Motif Seni Ukir di Nusantara
Seni ukir menjadi salah satu kesenian yang memiliki banyak motif. Kebudayaan yang beragam membuat banyak ukiran mengandung nilai seni yang tinggi. Selain itu, perbedaan motif juga menunjukkan khas daerah tertentu.
Yogyakarta
Salah satu ciri dari motif jogja yaitu bentuk daun yang merelung. Bentuk satu ini biasanya menimbulkan ukiran yang cembung dan cekung. Hiasan satu ini mirip dengan daun mahkota yang terbentuk secara alami.
Biasanya daun mahkota ini diubah menjadi sulur-suluran yang menjalar. Bentuknya pun dianggap mirip seperti bunga. Begitu orang melihat motifnya biasanya akan tahu bahwa berasa dari Jogja.
Jepara
Daerah satu ini memang terkenal dengan ukiran kayunya. Jepara terkenal dengan ukiran jenis kayu mahoni ataupun jati. Hasil ukirannya pun dipakai di berbagai perlengkapan rumah tangga seperti furniture lemari dan kasur.
Seni dari Jepara ini memiliki beberapa ciri khas. Pertama adalah motifnya yang menjumbai dan daun yang bentuknya relung. Selain itu, ukiran daunnya juga berbentuk miring. Tangkai dari bentuk tanaman pun bentuknya melengkung.
Bagian rantingnya biasa mengisi ruang yang kosong. Motif ini biasanya memiliki sifat fleksibel sehingga bisa dipakai pada benda eksterior maupun interior. Keindahannya membuat banyak orang senang dengan ukiran dari daerah ini.
Surakarta
Ukiran satu ini tak kalah indah bagi para penikmat seni. Biasanya ukiran dari Surakarta memiliki model yang harmonis dan lembut. Biasanya motifnya memakai tanaman pakis yang sulurnya mengalir alami.
Umumnya ukiran ini dipengaruhi oleh pemandangan alam. Selain itu, ukirannya juga bisa dipakai pada benda eksterior maupun interior. Ini semua membuat ukiran ini banyak dipakai untuk mempercantik ruangan.
Bali
Karya satu ini termasuk yang sudah dikenal mancanegara. Apalagi pada negara yang beragama Hindu atau Budha. Sebab, karya ukiran dari Bali banyak melambangkan dewa dan dewi dari dua agama itu.
Sebagai media religius atau agama, biasanya para seniman Bali memakai kayu jati sebagai media utamanya. Ada beberapa ciri yang khas seperti angkung ikal pada bagian ujungnya. Selain itu, ada pula ukiran buah, bunga dan daun.
Biasanya bentuknya cembung dan cekung. Selain itu, ada pula motif benang dengan bentuk cembung. Bagian ini biasanya miring dan tumbuh melingkar hingga ujung ikal. Sunggar tumbuh dari ujung ikal pada bagian daun pokok.
Toraja
Motif satu ini juga digemari oleh orang di mancanegara. Ukiran pada kayu ini banyak dijual dan disukai oleh orang yang senang dengan ukiran. Uniknya lagi motif Toraja memiliki nilai budaya untuk saling membantu sama lain.
Cirinya biasanya berwarna merah dan juga hitam. Dua warna ini banyak dipakai sebagai simbol kebudayaan Toraja. Selain itu, motif ini juga mencampurkan beberapa nilai estetika seperti tekstur, titik dan garis.
Uniknya, motif ini tak hanya dijadikan ukiran saja. Beberapa jenis motif ukiran bisa dipakai sebagai motif sarung atau baju. Seluruh motifnya dianggap sebagai unsur kesatuan keluarga Toraja.
Suku Asmat/Papua
Ukiran menjadi salah satu kesenian turun temurun bagi suku ini. Beberapa ciri motif Papua antara lain bentuknya yang jelas dan besar. Selain itu, biasanya gambarnya akan terlihat kasar.
Tak sampai di situ, ukiran tersebut biasanya dipakai untuk beberapa benda penting seperti topeng, perahu dan keperluan upacara lainnya. Ada pula yang dipakai untuk barang rumah tangga.
Indonesia memang semakin jadi negara yang kaya termasuk seni ukir. Ada banyak motif dengan teknik tertentu. Bahkan fungsi karya ini juga beragam mulai dari nilai keagamaan hingga untuk estetika semata.